Selasa, 23 Desember 2014

Bisul

Ada yang pernah bisulan?
Beberapa hari ini timbul benjolan putih bernanah beberapa buah di kakiku pada posisi berdekatan.
Gak gatal sih, cuma kalau tersentuh rasanya agak sakit.
Awalnya sudah dibilang sih sama tetangga, mungkin bisul.
Aku percaya sih, jadi aku kasih deh treatment untuk bisul. Aku kasih bawang putih di sekitar benjolan itu.
Ada yang pecah pas aku kasih (dipecahin sih sebenarnya :P ) dan lainnya masih kecil-kecil ukurannya.
Besoknya ternyata yang kecil-kecil tadi udah tambah besar, gaswat...
Padahal memang seharusnya tambah besar karena fungsi bawang supaya cepat matang atau gak jadi sama sekali. Pas kasusku mungkin supaya cepat matang.

Berhubung sang pujaan hati, kekasih dan nyonya di rumah memaksa untuk berobat, akhirnya daku pun memutuskan untuk berobat ke rumah sakit. Kebetulan perusahaan tempat istri bekerja melakukan kontrak kerja sama dengan beberapa rumah sakit di Medan. Maka disuruhlah daku berobat ke spesialis penyakit kulit di salah satu rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan nyonya.

Sebenarnya aku gak tau alamatnya dimana. Ditambah lagi h lagi karena ini bulan Desember, tanggal 23 (dua puluh tiga), kebanyakan orang di kantor sudah pada libur. Jadi aku yang gak cuti demi bangsa dan negara ini, (sebenarnya karena jatah cutiku sudah habis... hiks..) mengerjakan tugas kawan-kawan yang sudah cuti duluan. Lumayan sibuklah. Ada yang minta direkamkan laporanlah... Minta cetak surat tugaslah... Minta pengiriman berkaslah... Berhubung aku gak terlalu tau, kutanyalah yang pernah membuat. Syukurlah dia bisa memberi solusi. Jadi aku mengerjakan ada panduannya dan pekerjaan pun selesai dengan baik (kuharap).

Nah, kawan-kawan sekalian, bosku juga ternyata cuti pada hari ini. Jadi tadi aku sempat kelabakan, karena aku kan harus ke rumah sakit, gak tau mau permisi sama siapa. Dan setelah sekian lama dan bertanya kepada pihak yang berwajib, ternyata penanggung jawab seksi (bagian di kantor) kami adalah bosnya pihak yang berwajib (bukan polisi atau jaksa ya hehehehe). aku pun lantas minta izin sama beliau untuk berobat ke rumah sakit. Karena aku gak tau tempatnya maka aku pun googling dan menggunakan google map. Enak ya sekarang, dengan bantuan gadget bisa kemana-mana.

Sesampainya di rumah sakit, aku pun ikut registrasi. Sempat kesal karena ulah manusia Indonesia yang dengan santainya memotong barisan antrian. Tampangnya biasa aja lagi, gak sadar kalau dia udah salah. Manusia itu memang ada emat tipe. Golongan pertama, dia gak tau kalau dia gak tau. Nah inilah si ibu (ups) tadi. Yang lain ngantri, eh dia ngeloyor ke depan, gak ikut antrian. Terus ada golongan kedua, Dia gak tau kalau dia tau. Kalau di kasusku, yang piket registrasi nih, dia udah taunya ya tapi tetap aja gak (mau) tau. Harusnya kan bilang sama si ibu itu, antri lah bu, yang lain kan antri juga. Terus ada golongan ketiga, dia tau kalau dia gak tau. Orang tipe ketiga ini, sadar kalau ada sistem antrian, tapi gak tau mekanisme antri kayak apa. Gak tau antri dimana, di antrian apa di parkiran (nah lho...) Kayaknya tadi gak ada deh orang tipe ini. Nah yang keempat adalah daku, tau kalau tau hahahaha. Aku tau harus ngantri, dan aku ngantri (semoga bukan narsis atau sombong, Aamiiiin...) Tapi berhubung aku ingat pesan Rasulullah SAW, untuk urusan dunia dahulukan orang lain, aku relakan sajalah si ibu memotong barisan. Mungkin si ibu  buru-buru pengen ke toilet karena udah di ujung (apanya...), jadinya main buru-buru aja... Pas di depan pun si ibu ngomel-ngomel tentang orang yang antri di depannya tadi. Ni ibu benaran kayaknya lagi m*n*c**t. (Huss.. perhatian amat ya sama ibu-ibu... :P )

Habis ngantri registrasi, sekarang giliran menguji kesabaran dengan menunggu dokternya datang. Aku tuh ya nunggu dari jam 10.15, dokternya baru datang jam 11.00 WIB. Habis itu aku yang seharusnya duluan dilayani karena urutan nomor 1 di bagian penyakit kulit, eh ternyata harus menunggu lagi karena ada pasien yang kemarin (kemarin cuy... mungkin rumah sakitnya ngejatah kali ya) yang masih harus dilayani. Ya sudahlah, kembali dengan lapang dada aku menerima saja. Mencoba untuk ridho, siapa tau pasiennya memang benar-benar membutuhkan.

Sesudah beberapa menit, pintu pun terbuka. Yang keluar adalah perawat. Dia minta maaf pada diriku ini, karena seharusnya yang dilayani duluan adalah daku tapi karena pasiennya cek hasil laboratorium kemarin maka didahulukan. Mekanisme penjelasan hasil labnya agak lama, jadi aku diminta untuk menunggu. Yah, nunggu lagi deh...

Tapi aku salut, dan kuanggap ini nilai lebih dari rumah sakit swasta ini. perawatnya selain ramah juga bisa membaca situasi. Mungkin dia melihat aku tadi gelisah, (geli-geli basah (=karena agak gatal nih...) terus memberikan penjelasan yang menurutku lumayan menyenangkan. Cara penyampaiannya pun enak. Jadi ya terima sajalah, toh gak bayar untuk menunggu.

Selepas itu aku pun dipanggil. Aku menjelaskan secara rinci penyakitnya apa.Oya nama dokternya R Siregar. Orangnya ramah. Udah tua dan sepertinya berpengalaman sekali. Cara menanya dan menjelaskan dengan serius tapi gak bikin khawatir. Sesekali juga beliau ngajak bercanda. Setelah mengecek beliau memberi kesimpulan penyakit yang daku derita. Vonis yang diberikan adalah kena bisul. Jadi aku pun disuruh merawat dengan cara mengompres bisulnya dan nanti kalau sudah pecah diberi salep.

Aku pun menebus obatnya sekaligus biaya perawatan. Awalnya aku agak kaget sewaktu akan membayar di kasir. Kasirnya bilang obatnya senilai 2258000. Yup sengaja gak aku kasih titiknya dan angka 6-nya, siapa tau kalian salah baca hahaha. Tapi serius. Itu angkanya di atas dua juta. Dua juta dua ratus lima puluh delapan ribu enam ratus rupiah. Gubraks... Kaget banget aku. Kutanya sekali lagi berapa tadi mbak dan diulang dengan mengeja, dua... juta... dua... ratus... lima.. puluh... delapan... ribu... enam ratus rupiah. Buset dah dua juta untuk ngobatin bisul cuy. Kuperhatikan rinciannya, emang benar segitu... Dengan tangan malu-malu kukasikan kartu debit mandiriku. Oh tabunganku, saldomu kembali berkurang hari ini. Maafkanlah tuanmu ini ya...

Setelah nebus resep, aku pun ke farmasi untuk ngambil obat. Oya biasain ya kalau ngambil obat itu cek satu-satu obatnya. Ada apa gak. Aku tadi hampir ketinggalan satu obat. Kan lumayan tuh. Kalau obat itu gak ada kan jelas gak sampai kayak tadi angkanya... (hiks...) Setelah semuanya diambil aku pun ke tempat dokternya lagi untuk minta penjelasan penggunaan obat dan terus pulang dari rumah sakit yang mahal ini.

Oya sebelumnya aku ngasi tau istri kalau biayanya segitu tadi. Istriku kaget dan dengan smiley-nya mengatakan via bbm, mahal banget ya mas bisul kamu. Jiah... Aku cuma berharap bisa dapat reimburse uang pengobatan.
Mohon doanya ya...
Doa supaya lekas sembuh...
Doa supaya gak sakit lagi...
Doa supaya reimburse-nya cepat dibayarkan...

Dari orang yang lagi galau karena harus bayar dua juta untuk ngobatin bisulnya...

2 komentar:

  1. mas dokternya cewek ato cowok..ehem...(pertanyaan menjurus..hihihih)

    BalasHapus
  2. Hussh... kok nanyanya ke situ?

    BalasHapus