Senin, 29 Desember 2014

Konsisten




“It's not what we do once in a while that shapes our lives. It's what we do consistently.”
"Yang membentuk diri kita adalah apa yang kita lakukan secara konsisten, bukan hanya sesekali".
-Anthony Robins

“Small disciplines repeated with consistency every day lead to great achievements gained slowly over time.”
"Tindakan kecil yang dilakukan secara konsisten setiap hari akan menghasilkan sesuatu yang besar pada waktunya".
-John C Maxwell
 
 sumber: cavemancircus.com

Maestro Kung Fu dunia, Bruce Lee, pernah berucap, "Aku tidak takut pada seseorang yang melatih sepuluh ribu jurus tendangan, tapi aku lebih khawatir pada seseorang yang berlatih satu jurus tendangan sepuluh ribu kali". Seseorang yang giat berlatih dan konsisten berlatih pada satu hal, akan menghasilkan kemampuan yang hebat di satu bidang ilmu itu. Apakah hal ini baik? Tentu saja. Rasulullah sendiri pernah mengatakan yang dapat diartikan bahwa kita harus menyerahkan sesuatu pada ahlinya. Kenapa pada ahlinya? Supaya lebih cepat pelaksanaannya, lebih terarah pekerjaannya dan yang terpenting adalah lebih baik hasilnya.

Apabila kita memandang dari sudut agama, sebenarnya Rasulullah telah menyampaikan dalam hadits riwayat bukhari bahwa "amalan-amalan yang paling disukai Allah adalah yang berkesinambungan walaupun sedikit". Biar sedikit tapi tetap dilaksanakan. Apabila hari ini membaca Al-Qur'an, maka hendaknya membaca juga keesokan harinya. Apabila melakukan shalat Dhuha kemarin, hendaknya melakukannya juga hari ini. Begitu juga dengan tahajjud dan ibadah-ibadah lainnya.

Lantas bagaimana dengan pekerjaan sehari-hari?

Ternyata sama saja. Sama-sama membutuhkan kontinuitas dalam pelaksanaannya. Bahkan banyak orang mengatakan bahwa konsisten itu sendiri merupakan salah satu kunci/rahasia keberhasilan. Salah satunya ya Om Bruce Lee sebagaimana tertulis di atas, dan quote-quote sebelumnya.

Konsisten atau tidak adalah pertanyaan paling mendasar yang menentukan seseorang itu gagal atau sukses. Mengapa? Karena pada dasarnya tak ada orang sukses yang tak pernah gagal. Malah, banyak orang yang sangat sukses setelah berkali-kali gagal. Bahkan, jika digali lebih jauh lagi, hampir bisa dipastikan, tingkat kegagalan yang sudah pernah dialami mungkin banyak sekali. Lantas, bagaimana ia bisa bangkit dan sukses luar biasa? Di sinilah rahasianya: konsistensi.

Konsistensi bukanlah hal yang mudah. Bakal ada rasa bosan dan jenuh yang menghampiri. Kebayang gak kalau melakukan hal yang itu-itu saja? Monoton setiap hari? Tetapi itulah yang menjadi kunci utama. Dengan konsisten, monoton itu sebenarnya sedang melatih untuk benar-benar fokus pada tujuan. Sehingga, target apa pun yang direncanakan, bisa ditaklukkan.

Bagaimana dengan bisnis? Sama saja.
Sebelum menjadi raksasa IT, microsoft bergelut pada software. Fokus pada software. Konsisten dengan software. Setelah mereka menjadi ahli di bidang software, barulah berpindah ke bidang lain, seperti mengakuisisi Nokia baru-baru ini.
Itu kalau perusahaan.
Kalau manusia bagaimana?
Sebut saja Beckham, siapa yang tidak kenal.
Atau Ronaldo? Atau Pirlo? Atau Zidane?
Mereka berlatih setiap hari secara konsisten. (ini kok pesepakbola semua ya?)


Hampir semua orang itu memiliki jadwal yang sangat terencana. Bangun jam sekian, melakukan evaluasi, bekerja, hingga melakukan refleksi tentang apa yang sedang, telah, dan belum tercapai hari itu. Begitu seterusnya. Mereka konsisten dengan apa yang dilakukannya setiap hari. SETIAP HARI
 


Oleh sebab itu, dalam halnya melakukan sesuatu hendaklah menjadikan hari menjadi acuan. Jangan jadikan minggu atau bulan menjadi acuan, karena tolok ukurnya bisa berbeda. Kalaulah kita bisa membaca Al-Qu'ran secara rutin setiap hari satu juz (One Day one Juz), itu bagus. Tapi kalau membaca Qur'an satu juz hari ini, kemudian libur satu pekan, lalu membaca lagi satu juz pekan depan, itu kurang baik. Konsisten memang, dalam artian, seminggu membaca satu juz, tapi kurang bagus dalam pelaksanaannya. Kurang tertata. Evaluasinya pun jadi susah.

Tapi ada juga konsisten yang tidak baik. Apa itu? Ya tentu saja konsisten dalam perbuatan yang salah. Kalau katanya Einstein "seseorang yang melakukan hal yang sama berkali-kali namun mengharapkan hasil yang berbeda adalah kegilaan". Maksudnya pun kalau kita beramal/berbuat sesuatu hendaknya ada progresnya. Bukan asal jadi saja. Sesungguhnya seseorang yang perbuatannya lebih baik dari hari kemarin maka dia adalah orang yang beruntung.

Lantas bagaimana membentuk pribadi yang konsisten?
Beberapa tips berikut bisa dicoba
  1. Berkomitmen untuk konsisten melakukan sesuatu. Tetapkan dalam pikiran Anda bahwa Anda akan berbuat sesuatu secara konsisten. Kemudian tuliskan dalam bentuk pernyataan. Tuliskan secara jelas. Letakkan tulisan itu di tempat yang mudah Anda baca. Bisa dibuku atau ditembok. Baca tulisan itu setiap pagi maupun petang. Misalkan buat pernyataan "Saya akan membaca Al-Qur'an setiap hari".
  2. Memulai dari hal yang kecil. Untuk melakukan sesuatu yang besar, sangat baik untuk mencoba konsisten akan hal yang kecil terlebih dahulu. Selain akan memudahkan pelaksanaannya, Anda juga tidak terbebani oleh waktu untuk melakukannya. Membaca tiga ayat Al Qur'an setiap hari tentu saja akan lebih mudah dilakukan daripada membaca satu juz sekaligus.
  3. Mengetahui nilai manfaat dari kegiatan yang akan dilakukan. Konsisten yang tidak memiliki tujuan selain tidak bermanfaat akan membuat lekas lupa. Kenapa Anda melakukannya? Apa yang akan Anda capai? Hal ini selain perlu diketahui, juga perlu dicatat dalam buku tersendiri. Misalnya dengan menulis setiap hari, kemampuan saya dalam menulis akan bertambah. Dengan bertindak konsisten maka perilaku dan perbuatan saya semakin tertata.
  4. Membuat standar hal yang dilakukan, kalau memungkinkan jadwal harian. Untuk awal Anda tidak perlu membuat jadwal pelaksanaan kegiatan, karena fungsinya adalah membiasakan diri. Setelah Anda semakin terbiasa maka diperlukan jadwal tersendiri untuk mengingatkan Anda bahwa ada target yang perlu dicapai dan menjadi sarana evaluasi.
  5. Membuat mekanisme pengawasan, bisa dari diri sendiri atau dengan bantuan orang lain. Anda bisa membuat ceklist kegiatan yang sudah dilakukan atau muhasabah setiap malam, setelah membaca pernyataan komitmen Anda. Selain itu Anda juga mungkin perlu memiliki pengawas pribadi baik suami atau istri atau mentor Anda yang bersedia memberikan saran dan evaluasi.
Sebenarnya aku juga masih belajar untuk menjaga konsistensi.
Yuk sama-sama belajar konsisten, agar amalan kita lebih banyak berguna.
Konsisten dalam beramal dan memberikan manfaat. Semakin baik semakin bermartabat.

"Tulisan ini aku buat untuk mengingatkan aku lagi tentang konsisten bagi diri sendiri..."